Konfigurasi Rsync di OpenSUSE 13.2


Apa itu Rsync???
Rsync adalah tool untuk melakukan transfer ataupun Sinkronisasi baik berupa file maupun tree (struktur direktori + isinya) secara satu arah, baik transfer lokal (di PC yang sama) maupun remote (antar PC dalam jaringan). Fungsi Rsync mirip dengan tools seperti scp, mv, cp, ftp client. Rsync biasanya digabungkan dengan SSH sebagai metode transfer remotenya, walaupun dapat juga diatur untuk menjadi daemon sehingga tidak memerlukan SSH. Untuk kasus-kasus tertentu Rsync juga dapat digunakan menggantikan HTTP Client (seperti wget).

Kelebihan Rsync :
Kecepatan : Rsync dapat melakukan kompresi data saat mentransfer. Rsync lebih cepat dari FTP, karena dapat melakukan pipelining tidak seperti FTP yang boros koneksi TCP/IP untuk setiap file yang ditransfer. Ini semakin kentara untuk tree yang berisi file kecil-kecil yang jumlahnya banyak, dimana rsync dapat beberapa kali hingga belasan kali lebih cepat dibandingkan FTP maupun SCP.Irit Bandtwith : Jika di sisi penerima file yang ingin dikirimkan sudah ada, tapi belum tentu sama (misalnya lebih kecil atau lebih besar), maka rsync dapat melakukan serangkaian perbandingan checksum terhadap blok-blok dalam file di kedua sisi, untuk meminimalisir jumlah data yang harus ditransfer. Algoritma ini disebut Algoritma Rsync. Misalnya anda memiliki 2 buah versi file berukuran 500MB di dua tempat, dengan rsync mungkin hanya membutuhkan transfer data sebesar 50MB, 10MB atau bahkan di bawah itu, tergantung seberapa berbedanya file dari kedua sisi.Fleksibel : Rsync tidak hanya bisa mentransfer file tunggal, tapi juga direktori beserta sub direktori dan beserta seluruh file yang berada di sana. Anda bisa memilih untuk menghapus file/direktori yang sudah tidak ada dari sisi pengirim tapi masih ada di sisi penerima, anda bisa memilih untuk juga mensinkronisasi metadata file seperti permission, owner, date created, ACL, dll. Rsync dapat menangani link simbolik, hardlink, device, dll. Dan ada banyak opsi lainnya.

Berikut adalah langkah-langkah Konfigurasi Rsync pada OpenSUSE

Pertama, pastikan IP telah dikonfigurasi

saya menggunakan IP 12.12.12.1/29

Lakukan Installasi paket nya


zypper install rsync


Kemudian kita konfigurasi file rsyncd.conf yang berada didalam direktory /etc


nano /etc/rsyncd.conf



Edit lah menjadi seperti dibawah ini


Keterangan :

hosts allow : merupakan network IP yang diperbolehkan mengakses Rsync Server

motd file : merupakan file yang berisi kata-kata seperti ucapan selamat datang

[txt] & [html] : nama yang ditampilkan ketika melakukan Rsync

path : tempat direktory file

comment : komentar tentang direktory yang di share


Kemudian kita buat file ucapan selamat datang di /etc/rsyncd.motd


nano /etc/rsyncd.motd



Jika semua sudah, restart lah system nya


service rsyncd restart atau bisa juga menggunakanrcrsyncs restart

Kita uji coba secara local terlebih dahulu

rsync localhost::



Untuk melakukan Rsync secara local ke local bisa menggunakan perintah

rsync -av -P /home/rizky/txt/file.txt /srv/backup


Keterangan

-a : archive mode, archive mode memungkinkan kita meng-copy data secara recursive dan juga menjaga/mengikutkan symbolic links, hak akses file, ownership dari user & group, dan timestamp-v : untuk verbose, saya kurang tau maksudnya apa/home/rizky/txt/file.txt : Lokasi Sumber File nya/srv/backup : Lokasi dimana kita akan menyimpan hasil Rsync kita

Kemudian sekarang kita uji coba di Client, menggunakan Debian

Pastikan IP telah dikonfigurasi

Saya menggunakan IP 12.12.12.2/29

Kita lakukan installasi paket nya terlebih dahulu

apt-get install rsync



Kemudian kita coba, gunakan lah perintah berikut

rsync 12.12.12.1::



Sekarang kita akan melakukan Transfer file dari Komputer Server ke Client, gunakanlah perintah berikut

rsync 12.12.12.1::txt/file.txt /home/rizky



Catatan : Kita harus mengetahui nama file atau direktory yang ada di Server untuk melakukan Transfer

Mengatasi Permasalahan System Management dikunci Oleh PackageKitd di OpenSUSE



Hanya berbagi pengalaman nihh tentang permasalahan saya terhadap Opensuse, ga jauh-jauh sihh, cuma masalah tidak bisa Install Aplikasi dikarenakan System Management nya dikunci oleh PackageKitd. Awal mula saya sempat bingung dan stress, disaat Install melalui terminal muncul tulisan seperti berikut:

System management is locked by the application with pid 2771 (/usr/lib/packagekitd).

Close this application before trying again.

Kemudian saya coba searching di mesin pencari legenda saya yaitu Google, akhirnya ketemu juga cara mengatasinya. Nahh untuk mengatasi permasalahan tersebut sebenarnya cukup mudah, hanya dengan sebuah perintah melalui terminal, masuk sebagai super user, kemudian ketikkan perintah berikut:

kill 2771

Angka 2771 merupakan nomor pid, jadi sesuaikan dengan nomor pid kalian masing-masing.

Akhirnya setelah melakukan proses tersebut, saya bisa Update dan Install Aplikasi lagi

Cara Installasi LAMP (Linux Apache MySQL PHP) di OpenSUSE 13.2


Linux

Sistem operasi Linux menyediakan platform untuk operasi yang aman dan terpercaya dari server web. Akses ke sistem file diatur oleh hak akses file dan ditegakkan oleh sistem operasi.

Apache

Apache menerima permintaan HTTP dan menafsirkan isi. Sebagai contoh, Apache akan menentukan apakah ekstensi file telah pasokan sebagai bagian dari Permintaan. Jika demikian itu akan menentukan apakah sumber daya yang diminta adalah item statis, misalnya sebuah halaman web sederhana yang disimpan sebagai file HTML, atau apakah objek yang diminta berhubungan dengan aplikasi, misalnya PHP file. Tergantung pada kompleksitas dari item yang diminta, Apache mungkin diperlukan untuk menemukan dan menanggapi dengan sejumlah sumber daya, misalnya file HTML dasar, file CSS, Javascript, gambar dan media lain seperti file audio MP3 dari file video SWF. Apache menentukan di mana untuk menemukan konten berdasarkan jalur yang ditetapkan dalam Permintaan HTTP dan path file tersebut diidentifikasi dalam konten HTML.

MySQL

Biasanya sebuah website PHP juga akan menggunakan database MySQL untuk menyimpan informasi konten dan konfigurasi. Interaksi antara webserver Apache dan database MySQL ditangani oleh PHP.

PHP

Salah satu bahasa scripting yang paling populer adalah PHP dan ada berbagai macam aplikasi yang tersedia termasuk sistem manajemen konten (CMS) seperti Joomla, forum, papan buletin, shopping cart, dll.
Untuk situs yang dinamis, server web Apache dikonfigurasi untuk mengenali kapan script perlu dijalankan, ini dapat melalui kombinasi ekstensi file dan pengaturan default. Misalnya, jika halaman rumah website diminta dan server telah terinstal PHP, Apache akan mencari file index.php di direktori root jika tidak ada file index.html di direktori root website. Ini adalah mekanisme yang digunakan untuk memulai aplikasi seperti Joomla! Script PHP akan digunakan untuk menyimpan dan mengambil informasi dan untuk membuat layout halaman HTML untuk pengiriman kembali ke browser pengguna oleh server web Apache.

Apakah sudah mengerti dengan semua penjelasan diatas kawan-kawan??? saya anggap sudah yaa, kalau ada belum paham silahkan googling sendiri :D

Kali ini saya akan membagikan Tutorial mengenai cara Installasi LAMP Server pada Opensuse

Pertama, pastikan IP telah dikonfigurasi, saya menggunakan IP 12.12.12.1/28

Dan kemudian agar lebih mudah, pastikkan DNS telah dibuat juga agar kita tidak perlu repot-repot mengingat setiap alamat menggunakan IP Address, kalau cuma satu sihh gapapa, tapi kalu banyak kan repot, untuk lebih jelas nya lihat postingan saya ini >>> Konfigurasi DNS Opensuse mode CLI atau yang ini Konfigurasi DNS menggunakan Yast Opensuse

Yaa langsung saja berikut langkah-langkah Installasi LAMP

Pertama, buka Yast > Software > Software Management

pada kolom search, ketikkan Apache2 dan LAMP







Maka akan muncul paket-paket pilihan, Ceklis semuanya, kemudian Klik Accept, maka tampilan Installasi akan berjalan









Jika Installasi selesai, akan ada pemberitahuan, kemudian Klik Finish

Lalu kita buka Yast > System > Service Manager

Cari paket bernama Apache dan MySQL, kemudian Enable kan dan Aktifkan









Jika sudah, sekarang kita uji coba di Browser, ketikkan pada Address Bar http://rizky.org/

Maka akan muncul tampilan seperti berikut









Sekarang kita cek juga apakah PHP nya telah Terinstall dengan sempurna atau belum, buat file bernama testphp.php dalam direktory htdocs yang berada dalam www dan berada dalam folder /srv, hadeuuhh ribet yaaa :D

vi /srv/www/htdocs/testphp.php


Masukkan kode PHP berikut

<?php
phpinfo();
?>


Kemudian save yaa, jangan di delete :D

Kita buka Browser lagi, ketikkan pada Address Bar http://rizky.org/testphp.php

Maka akan muncul tampilan berikut








Sekarang kita Install juga PHPMyAdmin nya sebagai Control terhadap Database MySQL nya, pastikkan Komputer anda terkoneksi dengan Internet.

Ketikkan perintah berikut pada Terminal

zypper in phpMyAdmin


Tunggu hingga proses Installasi selesai.

Sekarang kita buat dulu Password untuk MySQL nya, secara defaultnya tidak ada Password, namun untuk alasan keamanan, kita diwajibkan memberi Password.

Ketikkan perintah berikut pada Terminal

mysqladmin -u root password passwordkamu


contoh

mysqladmin -u root password judfbhhcu3ju6bf


Sekarang kita buka Browser lagi, ketikkan pada Address Bar http://rizky.org/phpMyAdmin

Maka akan muncul tampilan login seperti berikut



Masukkan username root dan password tadi yang telah dibuat, kemudian login

Maka akan muncul tampilan seperti ini



Sekarang kita sudah membuat Web Server sendiri, dan untuk menaruh Web-Web Developer, silahkan di upload ke folder /srv/www/htdocs/

Demikianlah Tutorial yang dapat saya berikan

Cara Routing di OpenSUSE 13.2



Yaaa Selamat Siang semuaa, saya hadir kembali dan ingin membagikan tutorial lagi kepada kalian, kali ini mengenai Routing.
Apasihh itu Routing??? Routing adalah proses pengiriman paket data dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan yang satu menuju jaringan lain yg berbeda Network.

Berikut langkah-langkah mengkonfigurasinya

Eth0 : 192.168.80.213/24
Eth1 : 12.12.12.1/28
Gateway : 192.168.80.1
DNS 1 : 192.168.80.1
DNS 2 : 8.8.8.8


Kita buka terminal, login sebagai super user.
Aktifkan fungsi Routing

echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Kemudian kita buat Routing dengan target sebuah Network

route add -net 12.12.12.0/28 gw 12.12.12.1


Lalu buatlah table Routing

iptables -t nat -A POSTROUTING -s 12.12.12.0/28 -j MASQUERADE


Sampai disini saja kita sebenarnya sudah bisa melakukan Routing, namun agar tidak ribet disaat komputer kita reboot, kita bisa Setting fungsi Routing ini agar otomatis aktif
Berikut Langkah-langkahnya

Ketikkan pada terminal

iptables-save > /etc/sysconfig/iptables-net


Kemudian buka file bernama network

vi /etc/init.d/network


Lalu tambahkan baris berikut ini >>> iptables-restore < /etc/sysconfig/iptables-net
Kemudian save file tersebut.

Lalu kita lakukan testing pada Client (Windows 7), konfigurasi IP nya agar berada dalam Network 12.12.12.0/28

Lalu buka cmd (Command Prompt), kita coba ping server dulu (12.12.12.1), jika ada reply, kemudian coba ping google.com, jika sudah ada reply juga, berarti settingan kita berhasil

Konfigurasi Web Server di OpenSUSE 13.2


Pada postingan sebelumnya, saya telah memberikan tutorial Web Server pada Debian, dan untuk kali ini saya akan memberikan tutorial Web Server dengan mengunakan OpenSUSE
Pertama-tama kita harus konfigurasi IP terlebih dahulu, saya pastikan anda semua sudah mengerti
Kemudian kita harus konfigurasi DNS juga, lihat postingan Konfigurasi DNS di OpenSUSE 13.2
Tahap pertama yang kita lakukan, kita install paket Apache nya
zypper install apache2


Kemudian kita pindah direktory ke /etc/apache2/vhost.d/
kemudian kita copy file vhost.template menjadi rizky.tkj
Kemudian kita edit file rizky.tkj
Sebelum di edit


Dan edit lah menjadi seperti ini


Jika sudah, simpan dengan menekan ctrl+x kemudian y lalu enter
Kemudian kita berpindah direktory lagi ke /srv/www/htdocs/
Kita buat file index.html dikarenakan Apache hanya akan membaca file index.html untuk pertama kali


Lalu edit lah file index.html tersebut sesuai hati kalian


Jika semua sudah, restart lah system nya menggunakan perintah service apache2 restart atau rcapache2 restart

Buka lah aplikasi peramban Web (Mozilla Firefox, Google Chrome, Internet Exporer ataupun yang lainnya)
Ketikkan di Address Bar alamat Web kalian




Demikianlah tutorial yang dapat saya berikan

Penuh Pembaruan, Ubuntu 18.10 Cosmic Cuttlefish Diluncurkan

Penuh Pembaruan, Ubuntu 18.10 Cosmic Cuttlefish Diluncurkan

Sudah lama ditunggu. Canonical sebagai penanggung jawab peluncuran distribusi Ubuntu belum lama ini meluncurkan rilis-paling-diantisipasi Ubuntu 18.10 Cosmic Cuttlefish. “Cosmic Cuttlefish” adalah nama kode Ubuntu lanjutan dari Ubuntu 18.04 Bionic Beaver—​ia terurut sesuai alfabet.

Will Cooke dalam pengumuman rilisnya menulis, “Cosmic Cuttlefish telah hadir. Ubuntu 18.10 meluncur dan merepresentasikan langkah awal perjalanan menuju LTS berikutnya pada April 2020. Rilis Ubuntu hadir dengan 9 bulan dukungan dan membawa pembaruan terkini pada stackGNOME, peningkatan pengalaman (penggunaan) snap pada desktop, dan beberapa fitur baru dan peningkatan usabilitas, serta tema baru segar yang dibangun komunitas pengembang Yaru yang mantap.”

Bukan hal mengherankan jika saya menyebutnya sebagai “rilis-paling-diantisipasi” karena, seperti yang disampaikan Will Cooke di atas, Cosmic Cuttlefish adalah pijakan awal menuju Ubuntu 20.04 LTS. Ubuntu 20.04 LTS bisa jadi adalah rilis LTS pertama yang akan membenamkan Wayland sebagai display server utama, siapa tahu, to? Eit …​ tetapi Anda tidak perlu menunggunya karena itu masih dua tahun lagi. Cukup nikmati dahulu yang sudah ada.

Yang segar di Ubuntu 18.10 Cosmic Cuttlefish

Ubuntu 18.10 membenamkan GNOME 3.30, rilis terkini desktop environment GNOME yang hadir bulan September 2018 lalu. Beberapa pembaruan termasuk pada dukungan Flatpak dan fitur berbagi layar yang hadir di GNOME 3.30 Almeria, secara otomatis diperkenalkan di Ubuntu. Tak hanya itu, Ubuntu 18.10 akhirnya membenamkan ikon dan tema baru yang sebenarnya digadang-gadang diperkenalkan di 18.04. Communitheme, nama tema gres untuk Ubuntu yang dibangun oleh komunitas Yaru.

Ubuntu 18.10 Cosmic Cuttlefish juga dijamin lebih hemat baterai setelah Canonical menerapkan workaround untuk menghemat daya baterai, mengikuti Fedora pada rilis Fedora 28. Canonical memanfaatkan opsi-opsi pada kernel Linux untuk mengaktifnonaktifkan HDD controllerUSB controller, dll sehingga daya yang dikonsumsi lebih sedikit. Dukungan perangkat keras pada rilis ini juga semakin banyak setelah mereka membenamkan kernel Linux 4.18.

Pembaruan lain yang tidak kalah menarik untuk disorot adalah waktu mulai aplikasi Snap yang lebih cepat, dukungan pemindai sidik jari, instalasi yang lebih cepat dengan algoritma kempresi zstd, Ubuntu Software yang mampu menghapus dependensi saat proses pembongkaran aplikasi, dll.

Untuk memutakhirkan Ubuntu 18.04 ke 18.10, Anda dapat menggunakan perkakas Software & Updates. Pilih tab Updates, cari bagian Notify me of a new Ubuntu version lalu ubah For long-term support versions menjadi For any new version. Berikutnya Ubuntu akan menampilkan notifikasi jika Anda ingin memutakhirkannya ke 18.10.

Cara Konfigurasi Debian Server 

Konfigurasi DNS Server, Proxy Server, ICS (Internet Conection Sharing) di Linux Debian Server - Konfigurasi Jaringan Client Server Debian Server dengan Windows Client. Ujian Praktek Kejuruan TKJ admin pada tahun 2016/2017 adalah menginstal debian dan konfigurasi client server debian, maka dari itu admin kali ini membuat artikel konfigurasi jaringan client server debian agar para kalian adik-adik kelas SMK jurusan TKJ yang barang kali UPKnya sama kayak admin kalian bisa belajar dari sini.

Langsung saja untuk konfigurasinya. Agar lebih mudah kita buat ketentuan sebelum mengkonfigurasinya kalian bisa buat ketentuan semau kalian.

Ketentuan :

1. IP Internet : 192.168.3.1 (sesuaikan dengan gateway kalian)
2. IP Address Komputermu : 192.168.50.1

2. IP Address untuk Klien : 192.168.50.0/24

3. Cache manager : namasekolahkalian.sch.id

4. visible hotsname : namamu@namasekolah.sch.id
5. Situs yang akan diblokir : facebook.com
6. Port Proxy : 3128
7. Transparent proxy : yes
8. nat : yes

Note : yang berwarna merah kalian bisa menggantinya sesuai keinginan kalian masing-masing

Setelah kita buat ketentuanya, maka kita langsung saja untuk melakukan konfigurasi.

KONFIGURASI JARINGAN

1. Masuk ke mode root. Yaitu dengan cara ketik "root" atau "su" kemudian masukan password root kalian yang sudah kalian setting pada waktu penginstalan.


2. Edit Konfigurasi Jaringan. Langkah selanjutnya adalah kalian konfigurasikan jaringan, yaitu dengan memasukan IP Address, Gateway, Subnet mask, gateway dll.

Caranya ketik nano /etc/network/interfaces kemudian enter

Isi seperti dibawah ini. Sesuaikan dengan ketentuan yang sudah kalian buat tadi, kalau admin seperti ini. Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter


3. Setelah sudah diatur jaringanya silakan restart dengan cara ketik /etc/init.d/networking restart 

apabila hasilnya seperti ini berarti berhasil restart


4. Cek terlebih dahulu apakah konfigurasinya sudah benar, cara ceknya ketik ping 192.168.3.1  (Gateway) apakah sudah terhubung dengan internet atau belum, dan lihat juga apakah kabel LAN yang terhubung ke Internet sudah tersambung dengan benar atau belum. 

5. Kemudian masuk ke Resolv. Ketik nano /etc/resolv.conf kemudian isi dengan name server 192.168.50.1 (ip komputermu). Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter.

KONFIGURASI DNS SERVER

1. Sebelum kalian mengkonfigurasi DNS Server, kalian perlu menginstal terlebih dahulu bind9 atau jika pada saat kalian menginstal debian kalian mencentang DNS Server maka tidak perlu menginstal lagi. Ketik apt-get install bind9 dan enter.

Note : sebelum menginstal pastikan CD/DVD Bootable Debian sudah dimasukan.


2. Masuk ke konfigurasi dengan cara ketik nano /etc/bind/named.conf.options lalu enter.


3. Masukan gateway dan IP komputer kalian.
// forwaders {  ubah menjadi  forwaders {
//            0.0.0.0;                                192.168.3.1; (Gateway)
//};                                                     192.168.50.1; (IP Komputermu)
                                                };


Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter

4. Setelah itu edit file named.conf.local dengan cara ketik nano /etc/bind/named.conf.local kemudian edit seperti ini :

zone “namasekolah.sch.id”  in {

type master ;

file “/etc/bind/db.namasekolah.sch.id”;

};

zone “192.168.50.in-addr.arpa” {

type master ;

notify no ;

file “/etc/bind/db.192”;

};


Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter

KONFIGURASI ICS (Internet Connection Sharing)

1. Copy db.local ke db.smkalirsyad.sch.id. Ketik cp /etc/db.local /etc/db.smkn3.sch.id


2. Mengaktifkan net.ipv4.ip_forward=1. Ketik nano /etc/sysctl.conf cari net.ipv4.ip_forward=1 agar lebih mudah tekan ctrl+w ketik net.ipv4.ip_forward=1 kemudian hapus pagar (#) yang ada disebelahnya.


3. Masuk ke menu edit db.smkalirsyad.sch.id. Sesuaikan saja dengan ketentuan kalian masing-masing. Ketik nano /etc/bind/db.smkalirsyad.sch.id dan tekan enter

@  IN  SOA ns.namasekolah.sch.id.root.namasekolah.sch.id (

2       ;       serial

@        IN        NS       ns.namasekolah.sch.id

@        IN        A         192.168.50.1 (IP Komputermu)

@        IN        AAAA            :1

ns        IN        A         192.168.50.1 

(IP Komputermu)

www   IN        A         192.168.50.1 

(IP Komputermu)


Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter

4. Kemudian edit juga db.192.168.50. Ketik nano /etc/bind/db.192.168.50 dan tekan enter Sesuaikan juga dengan ketentuan sobat.

@  IN  SOA  ns.namasekolah.sch.id.root.namasekolah.sch.id (

1     ;    serial

@        IN        NS       ns.

192.168.50.1   IN        PTR    ns.namasekolah.sch.id

192.168.50.1   IN        PTR    www.namasekolah.sch.id


Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter

5. Setelah itu restar bind9. Ketik /etc/init.d/bind restart lalu enter.

KONFIGURASI PROXY SERVER

1. Pertama kalian harus menginstal aplikasi squid install aplikasi squid. Ketik apt-get install squid enter lalu ketik y dan tekan enter. 


Note : sebelum menginstal pastikan CD/DVD Bootable Debian sudah dimasukan

2. Mengkonfigurasi squid (proxy). Ketik nano/etc/squid.conf  enter lalu cari acl connect menggunakan ctrl+w. Lalu tambahkan script berikut di bawah acl connect

acl blokir dstdomain “/etc/squid/blokir.txt”

http_access deny blokir
acl jaringan src 192.168.50.0/24

http_access allow jaringan

cache_mem 64 mb

cache_mgr namasekolah.sch.id

cache_swap_low 98

cache_swap_high 99

visible_hostname namamu@namasekolah.sch.id


Untuk transparent proxy tambahkan transparent di http_port 3128. Cari dengan ctrl+w.

http_port 3128 transparent


Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter

3. Setelah itu buat daftar situs  yang akan diblokir (facebook.com). Ketik nano /etc/squid/blokir.txt  enter lalu isi facebook.com


4. Kemudian yang terakhir adalah konfigurasi iptables. Yaitu untuk membuat jaringan lokal menjadi privat (nat). 


Untuk menyimpan tekan ctrl+x lalu tekan y dan kemudian enter

5. Setelah itu restart squid. Ketik /etc/init.d/squid restart dan enter.

6. Restart juga networknya. Ketik /etc/init.d/networking restart dan enter.

Silahkan kalian cek dengan menghubungkan ke komputer klien, komputer klien harus disetting ip addressnya 192.168.50.2 - 192.168.50.255 karena 192.168.50.1 sudah digunakan oleh server. Kemudian ketik ping 192.168.50.1 lewat komputer klien, sudah terhubung apa belum. Jika sudah coba kalian masuk ke browser dan coba ke halaman facebook.com sudah terblokir atau belum. Jika sudah terhubung dan sudah terblokir situsnya, berarti kalian sudah berhasil mengkonfigurasi debian Client Server.

Namun apabila terjadi kesalahan silahkan kalian cek dulu apakah konfigurasinya sudah benar, jika benar maka coba restart ulang servernya. Jika tetap gagal, maka berdoalah dan coba lagi dari awal. Sekian artikel admin kali ini, terimakasih. Silakan mencoba semoga bermanfaat.

Cara Install Debian 9 (Stretch) dengan Pemartisian Manual

Cara Install Debian 9 (Stretch) dengan Pemartisian Manual

Instalasi sistem operasi Debian pada umumnya sama, versi berapa pun. Dan tutorial/panduan instalasi Debian sudah banyak tersebar di internet. Anda dapat dengan mudah mendapatkannya dalam sekejap melalui mesin pencari google. Lalu apa istimewanya tutorial yang saya tulis ini?

Hehehe… tidak ada yang istimewa kok. Catatan (bukan tutotial loh yah) saya ini hanya menjelaskan bagaimana melakukan instalasi dengan pemartisian secara manual. Karena kebanyakan tutorial installasi Debian adalah dengan pemartisian otomatis. Nah, pada catatan ini akan dipraktekkan cara menginstall Debian 9 (Stretch) dengan pemartisian otomatis.

Oke, tidak perlu panjang lebar. Contoh kasusnya begini :

Anda diminta untuk menginstall sebuah server dengan ketentuan : 
1. Buat partisi 10GB dan kaitkan ke / (root partition) 
2. Pastikan ukuran partisi swap 2xRAM 
3. Buat partisi untuk /home dengan ukuran paling maksimal 
4. Buat juga partisi untuk /var dengan ukuran 30% dari partisi untuk /home


Baiklah, mari dieksekusi. Saat membuat catatan ini, saya menggunakan VirtualBox untuk menginstall Debian 9. Karena jika menggunakan real server tentunya saya tidak dapat mengambil tangkapan layar :-P.

Gambar 01: Tampilan awal

Nyalakan VirtualBox, buat dan jalankan VM Debian sehingga tampil seperti Gambar 01 di atas. Ada beberapa pilihan di sana, saya akan menggunakan instalasi mode teks, maka saya ambil pilihan kedua, Install. Tekan tombol arah atas atau bawah untuk mengganti pilihan, lalu tekan [ Enter ]

Gambar 02: Pilih Bahasa

Cari dan pilih bahasa yang akan digunakan pada proses Instalasi, pilih Bahasa Indonesia untuk mengikuti catatan saya ini.

Gambar 03: Yakin memilih bahasa Indonesia?

Pilih [ Ya ] untuk melanjutkan dengan bahasa yang dipilih. Penjelasan pada gambar cukup jelas, saya kira.

Gambar 04: Pilih lokasi

Sekali lagi, pilih Indonesia.

Gambar 05: Keyboard layout

Untuk yang satu ini, biarkan default (Inggris Amerika), jangan diubah, langsung tekan [ Enter ]. Kecuali jika Anda yakin keyboard layout yang Anda gunakan bukan itu.

Gambar 06: Mengatur jaringan

Nah, pada konfigurasi jaringan ini saya memilih untuk tidak mengatur jaringan. NAT saya disable, jadi tidak akan dapat IP dari DHCP server. Pilih yang paling bawah, lalu tekan [ Enter ].

Gambar 07: Mengatur jaringan

Atur nama host, nama host adalah nama komputer. Ini bebas, sesuka hati Anda. Dalam hal ini saya menggunakan debian-server sebagai hostname-nya. Tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 08: Kata sandi untuk akun root

Ah, sebenarnya sudah cukup jelas penjelasan pada gambar tersebut. Mulai pada Debian 9 (Stretch) ini, akun super user root boleh tidak diberi kata sandi (password), sebagai gantinya sebuah akun pengguna akan dibuat dan diberi wewenang untuk menjadi root dengan perintah “sudo”. Namun kebetulan, saya memilih untuk memasukkan kata sandi di sini :-P. Tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 09: Kata sandi lagi

Masukkan kata sandi lagi.

Gambar 10: Nama pengguna

Ketikkan nama lengkap Anda, atau ketikkan samsul maarif jika Anda ingin menggunakan nama saya :-). Tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 11: Nama akun

Nama akun biasanya otomatis akan menggunakan nama depan. Langsung tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 12: Kata sandi untuk akun pengguna

Ketikkan kata sandi untuk akun pengguna tersebut. Kata sandi ini bersifat wajib. Ini digunakan untuk masuk ke sistem.

Gambar 13: Zona waktu

Pilih zona waktu yang sesuai dengan tempat tinggal Anda. Lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 14: Partisi hard disk

Nah, ini nih. Inti dari catatan ini. Karena akan dilakukan instalasi dengan pemartisian manual. Pilih Manual, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 15: Partisi hard disk

Pada gambar 15 tersebut, terlihat partisi hardisknya masih kosong.

Jika pada hardisk Anda ada banyak partisi, pastikan data pada partisi hardisk tersebut sudah DIBACKUP alias DICADANGKAN, hapus semua partisi yang ada. Cara menghapusnya? Arahkan pilihan pada hardisk yang partisinya akan dihapus, tekan [ Enter ], lalu pilih yes untuk menghapusnya. 
Jika Anda tidak cukup yakin, silakan pilih tombol ‹kembali› dan batalkan instalasi.


Setelah partisinya sudah kosong seperti gambar 15 tersebut, lanjutkan ke proses selanjutnya. Pilih pada RUANG KOSONG, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 16: Buat partisi baru

Pilih Buat partisi baru, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 17: ukuran partisi

Nah lagi, karena yang diminta 10 GB untuk /, maka buat dulu partisinya.

Gambar 18: Jenis partisi

Pilih Primer, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 19: lokasi partisi

Pilih Awal, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 20: partisi /

Jika berhasil akan tampil seperti Gambar 20 tersebut. Pastikan titik kait adalah /, sistem berkas yang saat ini saya gunakan adalah sistem berkas berjurnal Ext4. Pilih Selesai menyusun partisi, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 21: buat partisi baru

Selanjutnya, arahkan ke RUANG KOSONG, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan membuat partisi lagi.

Gambar 22: buat partisi baru

Pilih Buat partisi baru, lalu tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 23: partisi untuk swap

Yang diminta pada soal adalah partisi swap 2xRAM, sedangkan RAM yang saya gunakan pada VirtualBox 1 GB. Jadi saya buat partisi baru berukuran 2 GB, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan

Gambar 24: Jenis partisi baru

Pilih Logikal, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 25: lokasi partisi

Penjelasannya di gambar sudah cukup jelas, kan? Pilih Awal saja, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 26: ubah sistem berkas

Nah, karena partisi ini akan digunakan sebagai swap, arahkan ke Gunakan sebagai:, tekan [ Enter ].

Gambar 27: pilihan sistem berkas

Tarik ke bawah, dan pilih ruang swap, tekan [ Enter ] lagi.

Gambar 28: swap selesai

Tarik lagi ke bawah, pilih Selesai menyususun partisi, tekan [ Enter ] lagi.

Gambar 29: ruang kosong

Baru 2 partisi yang dibuat, selanjutnya arahkan lagi ke RUANG KOSONG, tekan [ Enter ] untuk membuat partisi baru.

Gambar 30: buat partisi baru

Sama seperti sebelumnya, pilih Buat partisi baru, tekan [ Enter ]lagi.

Gambar 31: ukuran partisi

Karena yang diminta adalah membuat partisi /home dan /var. Buat dulu partisi untuk /var agar lebih mudah, masukkan angka 30%, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Ini akan membuat partisi baru sebesar 30% dari sisa hardisk.


Gambar 32: jenis partisi lagi

Pilih logikal lagi, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 33: lokasi partisi baru lagi

Pilih Awal, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan lagi.

Gambar 34: ubah titik kait

Arahkan pada Titik kait di mana di situ nampak /home, tekan [ Enter ], akan muncul pilihan titik kait.

Gambar 35: pilihan titik kait

Pilih /var untuk mengganti /home. Partisi untuk /home dibuat belakangan. Tekan [ Enter ] untuk melanjutkan.

Gambar 36: Selesai menyusun partisi

Setelah cukup yakin tampak seperti gambar di atas, bagian Titik kait diarahkan ke /var. Pilih Selesai menyusun partisi, tekan [ Enter ] di keyboard untuk melanjutkan.

Gambar 37: Sisa ruang kosong

Arahkan lagi ke RUANG KOSONG[ Enter ] lagi di keyboard untuk melanjutkan.

Gambar 38: Buat partisi baru

Tekan [ Enter ] di keyboard untuk melanjutkan.

Gambar 39: ukuran partisi baru

Nah, ukuran partisi ini jangan diubah, karena berapa pun sisanya akan digunakan seluruhnya sebagai partisi untuk /home. Kecuali, jika akan membuat partisi lagi selain untuk yang sudah disebutkan di sini. Langsung tekan [ Enter ] di keyboard untuk melanjutkan tahap berikutnya.

Gambar 40: Logikal

Pilih jenis partisi Logikal, tekan [ Enter ] untuk melanjutkan lagi.

Gambar 41: partisi /home

Setelah tampak seperti gambar 41 di atas, Titik kait kali ini mengarah ke /home. Pilih Selesai menyusun partisi[ Enter ] di keyboard untuk melanjutkan.

Gambar 42: Selesai mempartisi

Pada langkah ini, ditampilkan hasil pembuatan partisi yang tadi dibuat. Seperti pada gambar tersebut, terdapat sistem berkas, ukuran, titik kait, dll.

Catatan: 
- Partisi logikal selalu dimulai dengan angka #5, karena partisi primer maksimal adalah 4 partisi. 
f di situ bermakna partisi tersebut akan diformat.


Gambar 43: Konfirmasi pemartisian

Sampai pada tahap ini, sebelum ‹Ya› dipilih, hardisk Anda masih tetap utuh. Belum diapa-apakan. Jadi, jika Anda membatalkan proses instalasi pada tahap ini, hardisk Anda masih utuh.

Pada pertanyaan Tulis perubahan yang terjadi pada hard disk?, pilih ‹Ya›, tekan [ Enter ] untuk mengonfirmasi perubahan. Tunggu beberapa saat, hardisk Anda sedang diformat, dibuat beberapa partisi seperti yang diminta.

Gambar 44: Repository dari DVD

Saat muncul tampilan seperti pada gambar 44 di atas, pilih ‹Tidak›.

Seperti diketahui, Debian dibagi menjadi beberapa DVD, DVD 1 berupa installer dan berisi sebagian paket, DVD 2 & 3 berisi paket saja. Paket dalam hal ini dapat disebut sebagai repositori. Repositori merupakan gudang paket aplikasi. Saat menginstall aplikasi di Debian melalui paket manajemen, paket aplikasi tersebut diambil dari repositori.

Memilih ‹Ya› akan mengharuskan Anda untuk memasukkan DVD 2 & 3, tentu akan memperpanjang proses instalasi.


Gambar 45: gunakan mirror?

Pilih ‹Tidak› juga, tekan [ Enter ] untuk mengonfirmasi.

Repository, baik daring atau melalui DVD dapat diatur setelah proses instalasi.


Gambar 46: popularity contest

Seperti tertulis pada gambar tersebut, hasil survey tersebut akan digunakan untuk menentukan paket-paket mana saja yang sebaiknya dimasukkan dalam CD Debian pertama. Pilih ‹Ya›, jika Anda berniat berpartisipasi, pilih ‹Tidak› jika Anda tidak berpartisipasi. Tekan [ Enter ] untuk mengonfirmasi.

Gambar 47: Pilihan paket

Karena akan menginstall Debian sebagai server, hanya beberapa paket yang akan diinstall. Gunakan tombol [ Space ] (spasi) di keyboard untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan pilihan paket yang akan diinstall.

Gambar 48: SSH Server

Hanya pilih SSH Server dan Perkakas sistem standar saja pada praktek ini. Tekan [ Enter ] untuk melanjutkan. Tunggu beberapa waktu hingga proses instalasi selesai, hingga muncul tampilan berikutnya.

Gambar 49: Pasang boot loader

Nah, cukup jelas penjelasan pada gambar tersebut, bukan? Pilih ‹Ya›, lalu tekan [ Enter ].

Gambar 50: Pilih hard disk

Pilih perangkat (hard disk) untuk diinstall boot loader. Dalam hal ini hard disk satu-satunya adalah /dev/sda. Jika ada hard disk lain, pastikan pilih yang benar, yaitu hard disk yang dikaitkan dengan /tadi. Pilih /dev/sda dalam hal ini, lalu tekan [ Enter ].

Gambar 51: Instalasi selesai

Sampai tahap ini instalasi telah selesai. Pilih ‹Lanjutkan› untuk mengakhiri instalasi dan komputer akan direstart. Untuk selanjutnya akan masuk ke sistem yang baru diinstall.

Pastikan CD/DVD media instalasi dikeluarkan. Sehingga saat komputer kembali dinyalakan tidak masuk lagi ke proses instalasi.

Gambar 52: GRUB boot loader

Tampilan GRUB Boot loader saat masuk ke sistem Debian yang baru diinstall.

Gambar 53: tampilan login

Ini adalah tampilan login, ibarat pintu masuk ke rumah yang baru dibuat. Masukkan nama pengguna dan kata sandi untuk masuk ke sistem.

CATATAN! Kata sandi (password) di Linux tidak akan terlihat, jadi ketikkan saja kata sandi-nya, lalu tekan [ Enter ]


Gambar 54: berhasil login

Jika nama pengguna dan kata sandi yang diketikkan benar, Anda akan masuk ke sistem. Ditandai dengan namapengguna@namahost:~$, dalam hal ini nama pengguna saya adalah samsul dan nama host adalah debian-server.

Ups, Anda lupa kata sandi yang diketikkan pada saat instalasi? Ya sudah, silakan install ulang sistem Anda. Pastikan tidak lupa lagi, itung-itung belajar memahami proses instalasi. Atau pelajari cara melakukan reset kata sandi untuk login ke sistem Linux, khususnya Debian