Bulan ini, pengguna distribusi GNU/Linux “kadal ijo” menunggu-nunggukehadiran rilis mayor openSUSE Leap 15. Terkesan turun versi? Tidak. OpenSUSE Leap memang tidak melanjutkan ke rilis 43 tetapi kembali mengikuti nomor rilis yang digunakan oleh SLE (SUSE Linux Enterprise).
OpenSUSE Leap 15 memang layak untuk ditunggu karena banyaknya fitur gres yang akan diterapkan padanya, dari desktop environment dan aplikasi-aplikasi pendukungnya sampai perkakas untuk meningkatkan kecanggihan pengelolaan pembaruan paket. Mengenai fitur yang saya sebut terakhir, openSUSE Leap 15 akan memperkenalkan fitur transactional update.
Apa itu transactional update?
Transactional update merupakan metode pembaruan atau pemutakhiran sistem operasi beserta paket-paketnya dengan gaya “atomic”. Dengan metode ini, pengguna dapat memperbarui sistem operasi dan paket-paket yang ada di dalamnya tanpa takut resiko galat yang menyebabkan sistem operasi rusak. Secara teknis, fitur transactional update akan memperbarui satu set pembaruan, jika terdapat satu saja komponen galat pada set pembaruan tersebut, set pembaruan akan dihapus total, sistem operasi akan dijalankan pada kondisi stabil terakhir sebelum transactional update dijalankan.
Kamu dapat membayangkan sistem pembaruan tersebut mirip seperti apa yang ditawarkan oleh ostree dan snap, bedanya, penerapan transactional update yang dipakai openSUSE memanfaatkan Kubic.
“(Fitur ini) berbeda dari alternatif yang sudah ada di dunia open source,” kata Douglas DeMaio.
Transactional update menggunakan teknologi yang telah dibawa openSUSE secara default, yakni Btrfs, snapper, dan zypper. “Transactional Update melakukan sesuatu yang mirip seperti snapshotdan rollback tradisional pada Leap. Bagaimanapun, Transactional Updates tidak akan pernah menyentuh sistem yang tengah berjalan. Alih-alih menambal sistem yang sedang berjalan, perkakas transactional-update membuat snapshot baru,” lanjutnya.
Fitur ini ditargetkan untuk server, tetapi bukan berarti openSUSE desktop tidak mendukungnya. Distribusi openSUSE desktop tetap mendukungnya. Pengembang pun yakin, usaha yang dilakukan oleh tim desktop openSUSE untuk menerapkan transactional update pada desktop akan meningkatkan pengalaman pengguna secara out-of-the-box. Transactional update sangat cocok dipakai pada sistem berkas root baca-saja (read-only root filesystem), meskipun ia juga tetap dipakai pada sistem berkas root normal dengan syarat pengguna harus langsung mem-boot ulang openSUSE setelah menjalankan pembaruan.
Untuk menerapkan fitur transactional update, saat memasang openSUSE pengguna diharuskan memilih Transactional Server pada kotak dialog User Interface di perkakas penginstal. Fitur ini akan berjalan secara otomatis di latar belakang dan akan mem-boot ulang sistem antara pukul 03.30 sampai 05.00 pagi. Pengguna dapat mengubah waktu bootulang otomatis tersebut melalui berkas /etc/rebootmgr.conf. Otomatisasi pembaruan dan boot ulang pun dapat dinonaktifkan dengan cara mematikan unit systemd transactional-server.timer dan rebootmgr.service.
Bagi yang tidak sabar dengan kehadiran openSUSE Leap 15, ia akan meluncur tanggal 25 Mei nanti.